lakon berikutnya adalah seekor anak kecil, balita, tubuh dan pikiran lbh kerdil. makin disayangkan, dia seorang gigolo.selayaknya gigolo dan pelacur, mereka selalu ber-koar-koar, "Aku korban, aku harus bagaimana? Milik ku paling berharag telah direbut!"
lali ada seorang penjaja babi dengan mulut penuh busa yang terus meracau, bukan cuma berisik, tapi dia juga bersisik, licik. bahkan dia juga seekor gigolo yang menyamar di koloni babi-babi itu.
masih ada kutu loncat bebal, yang tolol, dan selalu menyakiti orang. tidak berhenti di situ kekejaman nya, dia juga mahluk paling egois, yang terus berpikir kepentingan nya. tak pernah peduli seberapa besar penderitaan orang lain.
dan lakon terakhir adalah ... entahlah, sukar dijelaskan, orang ini begitu tolol nya sampai mengorbankan segala nya demi sesuatu yg dulu dia anggap berharga. sekarang dia tahu dia hanya dimanfaatkan. awalnya dia berjuang demi kebaikan pihak lain, tanpa memperjuangkan seutas kebahagian nya pun. dia tolol, bahkan masih saja memberi kesempatan pada kekejaman dunia untuk terus menikam nya berkali-kali dalam pengejawantahan "mentari nya". dulu mentari nya.